mercredi 28 février 2007

Didalam Kereta....

Kadang tanpa kita sadari, begitu banyak ativitas yang dilakukan orang-orang untuk mengisi waktu mereka selama perjalanan didalam kereta. Seperti halnya orang lain, akupun memiliki suatu kebiasaan yang aku lakukan. Sore itu , seperti biasa buku gambar ukuran A5 selalu berada didalam tas punggung. Kali ini, mataku terpacu pada sosok tenang yang duduk sendirian memandangi kearah luar jendela. Seorang kakek tua yang berpergian seorang diri, yang membuatku teringat akan ibu ku di Jakarta, yang masih sering berpergian sendiri, sayangnya transportasi umum disana tidak senyaman disini. Bukan penampilan yang membuat ku tertarik untuk mengamatinya tetapi apa yang ada dibenakku dimana aku terus bertanya pada diriku sendiri apa yang sedang ia pikirkan, sebuah kenangan dimasa lalu ataukah peristiwa yang akan ia jumpai pada saat dia turun dari kereta ini. Kucoba mengartikan apa yang ada didalam benakku kedalam suatu media gambar yang selama ini menjadi teman paling setiaku, tidak mudah. Bukan lelaki itu yang menyulitkan ku untuk melukiskan perasaannya kedalam duniaku, tetapi seorang perempuan yang baru saja naik kereta dan duduk menghalangi pandanganku. Lelaki tua itu turun dengan langkah tegap di dua stasiun sebelum stasiun dimana aku turun. Senyum kecil terbentuk diwajahku. Untukku setiap garis adalah suatu perasaan.....

mardi 27 février 2007

Kemarin......

diundang pesta nya Sun (teman sekelas yang berasal dari Korea) di apartemen lamanya. Dikarenakan pestanya jam 21.30 malam. Malas banget kalau harus naik kereta dari rumah pada saat hari sudah gelap, jadinya berangkat lebih awal. Sampai di Paris jam 18.00. Tidak tahu kenapa, aku memutuskan untuk turun bis di Fontaine Saint-Michel, jadi teringat teman-teman lama yang sudah kembali ke Indonesia. Dulu, ketika mereka masih disini, kalau janjian, ketemuannya yah di Fontaine Saint-Michel. Tempat ini dari dulu memang sudah menjadi tempat rendez-vous para mahasiswa. Mungkin karena letak nya yang strategis dan mudah ditemukan. Jadi buat kalian yang bingung untuk menentukan tempat janjian di Paris, sebut aja Fontaine Saint-Michel, dijamin ketemuan nya pasti mudah.

Dari Fontaine Saint-Michel, aku lanjutkan langkahku ke Notre Dame Saint-Michel, gereja yang paling terkenal di Paris dan dihalaman depannya terletak titik nol untuk menentukan jarak antara dua kota. Selain itu ada cerita yang mengatakan kalau kita berputar 2 atau 3 kali di titik nol ini, kita akan kembali ke Paris setelah meninggalkannya. Percaya atau tidak, banyak orang yang melakukannya tapi yah tergantung kantong masing2 pada akhirnya. Ngambil beberapa photo, tapi kali ini tidak hanya bagian depannya tapi bagian belakang mumpung cuaca lagi bagus. Ternyata cuaca memang bisa menjadi kawan dan musuhnya si tukang photo, sampai dibagian belakang Notre Dame Saint-Michel, eh cuaca nya sudah berubah, tapi yah niat tetap dilaksanakan.

Dari Notre Dame Saint-Michel, nyambung ke Centre Georges Pompidou, museum nasional untuk seni modern, yang terbesar di eropa. Ada waktu tapi tidak banyak, akhirnya hanya melihat 2 pameran kecil mengenai fotografi. Lumayan bisa ke museum ini karena sudah lama tidak kesana selain itu aku punya kartu tahunan. Sayang kalau tidak digunakan.
Sampai distasiun metro yang terletak dekat apartemennya Sun sekitar jam 21.30, ketemu Louise, dan akhirnya menunggu yang lainnya. Tidak banyak yang datang tadi malam, dan seperti biasa, pesta mahasiswa disini tidak seperti di Indonesia, tidak perlu makan besar, hanya minuman dan kripik. Yang penting ketemu teman-teman, ramai deh.....

dimanche 25 février 2007

Hier, Aujourd'hui, Demain

Hier, Aujourd'hui, Demain.... atau Kemarin, Hari ini, Esok....
Adalah suatu suatu tema dikelas komunikasi visual yang aku kerjakan ketika berada dikelas persiapan untuk masuk sekolah seni aplikasi awal tahun 2005. Maksud dari tema tersebut adalah bagaimana kita menemukan cara untuk mengekspresikan 3 kata tersebut kedalam gambar ataupun photo.
Dua tahun telah berlalu, walaupun bukan suatu peristiwa terbaru yang terjadi pada diriku, tapi topik ini cukup menarik untuk dibahas karena dapat memberikan penjelasan kepada pembaca mengapa Hier, Aujourd'hui, Demain menjadi 3 kata yang menjadi inspirasi untuk menulis dalam blog ini.
Less is more.... kalimat inilah yang banyak membantuku dalam proses pencarian ide yang menarik dan mampu membantu menceritakan apa yang aku pikirkan mengenai tema tersebut, yang membawa ku pada suatu benda kecil namun berguna, korek api.
KOREK API, sederhana tapi penuh arti dimana Api merupakan salah satu unsur kehidupan dan setiap orang memerlukan unsur kehidupan ini untuk memenui kebutuhan sehari-hari. Tapi kemudian ada satu pertanyaan yang timbul, berapa banyak orang yang membutuhkan korek api untuk melengkapi kebutuhannya karena semua telah disediakan oleh teknologi untuk memudahkan manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Pertanyaan ini mungkin saja mudah untuk dijawab, tapi seberapa jauh kepekaan manusia dibalik sebatang korek api. Besar kemungkinan bahwa sebatang korek api mampu menghidupi hidup kita. Sedikit kepekaan inilah yang membuatku untuk melanjutkan ide tersebut.
Bukanlah mudah untuk mengekspresikan kata-kata kedalam suatu gambar ataupun photo dimana setiap sudut gambar ataupun photo harus bisa bercerita dan orang yang melihat nya bisa mengerti dengan mudah walaupun harus sedikit mengerutkan kening untuk bisa mengerti pesan yang ingin disampaikan sebuah gambar ataupun photo. Untuk pertama kalinya aku melakukan "Experiment Photography", hasilnya masih jauh dari yang diharapkan untuk sebuah photo yang bagus dan bersih tapi mudah-mudahan pesan yang ingin disampaikan dapat dimengerti oleh orang-orang yang melihatnya.

Hier (Kemarin)

Aujourd'hui (Hari ini)

Demain (Esok)

jeudi 22 février 2007

TOUR PHARE (Candidates and Prize Winner)

By presenting on January 2007 the projects of the ten architects who answered at the end of 2006 the international contest of architecture launched by Unibail for the construction of the “Turn Headlight” at la Defense.
This presentation makes it possible the city to contribute to the current reflexion leads on the high rise on an internationelle scale, through the projects of teams of architects as various as Jacques Ferrier, Norman Foster, Massimiliano Fuksas, Manuelle Gautrand, Herzog & de Meuron, Rem Koolhaas-OMA, Nicolas Michelin, Thom Mayve-Morphosis (prize winner), Jean Nouvel dan Dominique Perrault.
Such a presentation is also the occassion for the public to discover a major architectural object of the future landscape francilien. Very integrated in the site of la Defense, the project of Thom Mayne, prize winner of the contest, include a surface of 130.000 m².
It preserves a broad opening between the Suburb of the Arch and the CNIT which is directly connected. It constitutes an architectural event, an organic object, which comes to fit between the two monuments of la Defense which are the CNIT and the Grande Arche.

Yesterday, I went to see the exhibition of these 10 candidates in Cité de Chaillot, which is quoted architecture and inheritance, Paris. It is in the place of Trocadero, next to Eiffel Tower. At the entry, I directly discovered the 10 models of the candidates that i found splendid.

There are two parts of the exhibition first part, I discovered each model, scale 1/200 with the presentation in 3D. And also, we can listen the interviews of each candidates in the computer. But for this one, i didn't have chance because each computer is occupied. Another part of the exhibition is in another room where we can see the images 3D of each candidate in video.

HYBRID EMERGENCE
Enigmatic, strategic, iconic, soft and sensual
"When the urban constraints create the project"
By Thom Mayne - Morphosis
(Prize Winner)
It is the only one to establish a relation between the station of inter-connection underground and the tower, via CNIT. The tower comes thus from plugger to the building headlight of the Fifties. This Clerc's Office comes to consolidate the logic of continuity of flows and spaces. The ground becomes turn. A physically visible connection which goes up until 130m top. And in its asymmetrical logic, the tower proposes three types of entries: one by the foot, the second by the CNIT, and the troisème, very spectacular by two large escalators which lead to the lobby located at 30m top.
The structure is irregular, the framework affineen amount. inside, this project into practice puts the concept of social condensor while granting to the elevators that a service road all three stages. Simple skin of glass of North, double filter and protective skin on all the other exposures. The perforated metal skin adapts thus to the race of the sun. The noyeau is made of concrete and the structure made of steel. At the top, a forest of wind turbines, like a field moving, product of the fresh air during cing month of the year. This device integrates a whole reflexion on the matter and energy saving.
Thom Mayne - Morphosis, is the only candidate non european. Normally, in the team of Morphosis, there are two people but I do not find the information why Thom Mayne is alone in this contest. For further information, you can check at www.morphosis.net

If you like to see more photographies of the exhibition of the contests. Look at http://crayoner.spaces.live.com

















THE EVOLUTIONARY TOWER
"Thinking of the durable city"
By Jacques Ferrier




















THE ANTI - MONOLITHE
"Split up the forme"
By Norman Foster



















THE TWINS
"In a logic of counterpoint"
By Massimiliano Fuksas


THE SLENDER BLADE
"The sublime and the picturesque"
By Herzog & de Meuron



















THE GLOBAL CONCEPT
"Between power and poetry"
By Manuelle Gautrand
















THE FOUR SATELLITE
"Deny the abstraction of the modern towers"
By Rem Koolhaas/OMA



















THE SKYSAIL
"Give direction to the monumentality"
By Nicolas Michelin














THE EXPERIMENTAL OBJET
"At the infostrielle era"
By Jean Nouvel


















THE PRISM EFFECT
"Out of bullfighter's costume"
By Dominique Perrault


mardi 20 février 2007

Le Conteneur

Le premier sujet personnel qu'on a fait ce premier semestre où on devait faire un aménagement d'un conteneur. Il s'agit donc d'un conteneur de 12m de longueur, 2.4m de largeur et 3.2m de hauteur. Ce conteneur serait un logement temporaire pendant 6 mois pour un groupe de recherches de 4 personnes. Le conteneur devrait s'adapter à toutes les situations, climatique par exemple. Il serait surélevé 1.20m sur le terrain. Le groupe de recherches peut être mixte, ça veut dire il y a des hommes et des femmes.


Ce sujet était un exercice-projet pour ce qu'on va faire comme le sujet prochain. Donc, ce sujet dura 5 semaines comme la préparation, on commence en faisant les recherches des espaces ayant les liaison proches qu'on pourrait avoir comme des références. Dans ce cas là, mobil home, caravane, bateaux, etc.
Pour le cours de TD, on a 4 professeurs qui vont nous aider dans nos recherches. 4 personnes, alors 4 têtes avec 4 idées différentes qui sont souvent difficile à accepter leurs avis.

Après 5 semaines d'avoir cassé la tête chaque fois qu'on voit les professeurs pour demander des conseils, finalement, on arrive à la semaine d'évaluation où il n'y avait pas de cours théoriques. On n'a que fait la réalisation notre projet en dessin et en maquette. Il y avait une maquette au 25ème pour le conteneur entier et celle au 10ème pour la partie couchage.

Jeudi, le 16 février 2007, on a fait la présentation de nos projets. J'avais un peu peur au début mais finalement, je me suis dit, "je ferai le meilleur et après, on verra"
La présentation s'est bien passée même s'il y avait des débats entre eux et moi, ça se passe toujours comme ça, non?

Maintenant, je suis en vacances. Je reste à la maison, pour récupérer un peu d'énergie avant de sortir à Paris pour les expositions ou les musées, peut-être le cinéma avec mes amis.

Les Clayes Sous Bois

Sebuah kota yang terletak 25 km dari titik nol Notre-Damme Saint Michel, Paris. Kota ini merupakan bagian dari departement (daerah tingkat II) Saint Quentin en Yvelines. Dengan jumlah penduduk yang mencapai 17.000 orang, kota ini mampu menciptakan sebuah komunitas yang dinamis.
Pada awal nya, kota ini bernama Cleta, kemudian orang memanggil nya Escleux pada tahun 1431, Clayette pada tahun 1550, dan Claix pada tahun 1680. 24 Agustus 1931, atas permintaan komunitas kota, Presiden Republik Paul Doumer mengesahkan Les Clayes Sous Bois sebagai nama resmi kota ini, dengan penduduk bernama Clétiens.

Seperti halnya kota lain di Perancis, Les Clayes Sous Bois memiliki berbagai objek wisata yang cukup menarik untuk dikunjungi, misalnya Parc de Diane, dimana kita bisa melihat dua menara yang tersisa dari Istana yang dibangun oleh Francois I sebagai suatu penghargaan untuk kekasihnya, Anne de Pisseleu, Duchesse d’Etampes et de Chevreuse pada tahun 1546, yang kemudian diwariskan kepada Diane de Poitiers oleh Henri II pada tahun 1556, namun bagian tengah istana dibakar pada tahun 1944, sewaktu kepergian tentara Jerman.
Selain itu, ada sebuah pohon yang berumur lebih dari 400 tahun dengan ketinggian 31 meter. Pohon ini tanam oleh Diane de Poitiers pada tahun 1556.

Kota ini juga memiliki hutan yang cukup luas dimana para penduduk memanfaatkan nya untuk aktifitas sportif ataupun hanya sekedar jalan-jalan ringan. Kota ini bisa dicapai dengan menggunakan kereta dari Stasiun Monpartnasse, Paris.
Bisa dibilang, kota ini merupakan kota kelahiran kedua buatku dimana pada tanggal 31 juli 2003, untuk pertama kalinya aku mengenal kota ini. Terpana dengan kemegahan Paris, tapi aku sadar bahwa kota kecil kadang lebih berharga dari sebuah kota besar bila ditangani dengan baik dan teratur. Walaupun membutuhkan waktu sekitar 30-45 menit untuk mencapai Paris, enggan rasanya mengeluh karena begitu aku didalamnya, ketenangan kota ini begitu terasa dan aku cukup terkejut dengan keramahan para penduduknya. Selain itu, transportasi disini lebih nyaman dari kota asal ku.
Dari sinilah kulangkahkan kakiku setiap pagi untuk menjadi "someone of my child's dream"